Selasa, 10 April 2018

GAUDETE ET EXSULTATE : PANGGILAN TERHADAP KEKUDUSAN DALAM DUNIA MASA KINI

SERUAN APOSTOLIK TERBARU DARI PAUS FRANSISKUS, 
GAUDETE ET EXSULTATE : PANGGILAN TERHADAP KEKUDUSAN DALAM DUNIA MASA KINI, DITERBITKAN.

Sebuah panduan bagi Kekristenan untuk Abad ke-21, Gaudete et Exsultate, diterbitkan. Seruan apostolik terbaru dari Paus Fransiskus diterbitkan pada tanggal 9 April 2018 bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita.

“Tuhan meminta segalanya dari kita, dan sebagai imbalannya memberi kita kehidupan sejati, kebahagiaan yang untuknya kita diciptakan”.

Dalam seruan apostoliknya yang ketiga, Gaudete et Exsultate, (setelah Evangelii Gaudium dan Amoris Laetitia), Paus Fransiskus merefleksikan panggilan terhadap kekudusan, dan bagaimana kita dapat menanggapi panggilan tersebut di dunia modern. “Tujuan saya yang tidak muluk-muluk” dalam seruan tersebut, Paus Fransiskus mengatakan, “adalah untuk mengemukakan kembali panggilan terhadap kekudusan dengan cara yang mudah dilaksanakan untuk zaman kita sendiri”.

Lima bab dari Gaudete et Exsultate mengikuti perkembangan yang masuk akal, dimulai dengan mempertimbangkan panggilan terhadap kekudusan seperti dalam dirinya sendiri. Bapa Suci kemudian membahas dua “musuh kekudusan yang hampir tak kentara", yaitu, gnostisisme masa kini dan pelagianisme masa kini.

Kekudusan dalam menjalani Sabda Bahagia

Gagasan pokok Gaudete et Exsultate yakni kekudusan berarti mengikuti Yesus. Dalam bab tiga ini, Paus Fransiskus menganggap setiap Sabda Bahagia sebagai perwujudan apa artinya menjadi kudus. Tetapi jika Sabda Bahagia menunjukkan kepada kita apa artinya kekudusan, Injil juga menunjukkan kepada kita syarat yang dengannya kita akan dihakimi: "Aku lapar dan kamu memberi Aku makanan ... Aku haus dan kamu memberi Aku minum ... Aku orang asing dan kamu menyambut Aku ... Aku telanjang dan kamu memberi Aku pakaian … Aku sakit dan kamu merawat Aku… Aku berada dalam penjara dan kamu mengunjungi Aku”.

Paus Fransiskus mencurahkan bab empat Gaudete et Exsultate pada “aspek-aspek tertentu dari panggilan menuju kekudusan” tersebut yang beliau rasakan “akan terbukti sangat berarti” di dunia saat ini : ketekunan, kesabaran dan kelemahlembutan; sukacita dan rasa humor; keberanian dan kegairahan; dimensi bersama dari kekudusan; doa yang terus menerus.

Pertempuran dan kearifan rohani

Akhirnya, seruan tersebut memuat saran-saran yang mudah dilaksanakan untuk menghayati panggilan terhadap kekudusan. “Kehidupan kristiani adalah perang yang terus-menerus”, kata Paus Fransiskus. “Kita membutuhkan kekuatan dan keberanian untuk menahan godaan iblis dan memberitakan Injil”. Dalam bab lima, beliau berbicara tentang perlunya “pertempuran” dan kewaspadaan, serta memanggil kita untuk menjalankan karunia kearifan, “yang seluruhnya lebih penting saat ini”, di dunia dengan begitu banyak gangguan yang membuat kita tidak mendengar suara Tuhan.

"Saya berharap", Paus Fransiskus mengakhiri, "agar halaman-halaman ini akan terbukti bermanfaat dengan memungkinkan seluruh Gereja untuk mengabdikan dirinya untuk memberdayakan keinginan terhadap kekudusan".
__

(💜ZBHI💜 - Senin , 9 April 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar