Pengantar :
Gaudete et Exsultate - Bersukacitalah dan Bergembiralah adalah Seruan Apostolik yang ketiga dari Paus Fransiskus yang diterbitkan pada tanggal 19 Maret 2018. Dua seruan yang mendahului adalah Evangelii Gaudium - Sukacita Injil (24 November 2013) dan Amoris Laetitia - Sukacita Kasih (19 Maret 2016). Seruan ketiga ini segera menyebar di antara umat, kecuali karena isinya yang mengena, kiranya juga karena bahasanya sederhana.
Gaudete et Exsultate - Bersukacitalah dan Bergembiralah adalah Seruan Apostolik yang ketiga dari Paus Fransiskus yang diterbitkan pada tanggal 19 Maret 2018. Dua seruan yang mendahului adalah Evangelii Gaudium - Sukacita Injil (24 November 2013) dan Amoris Laetitia - Sukacita Kasih (19 Maret 2016). Seruan ketiga ini segera menyebar di antara umat, kecuali karena isinya yang mengena, kiranya juga karena bahasanya sederhana.
Catatan :
Teks-teks di bawah ini merupakan terjemahan dari Naskah "Apostolic Exhortation Gaudete et Exsultate of The Holy Father Francis on The Call to Holiness in Today's World" yang dimuat di :
Teks-teks di bawah ini merupakan terjemahan dari Naskah "Apostolic Exhortation Gaudete et Exsultate of The Holy Father Francis on The Call to Holiness in Today's World" yang dimuat di :
http://w2.vatican.va/content/francesco/en/apost_exhortations/documents/papa-francesco_esortazione-ap_20180319_gaudete-et-exsultate.html
7. Saya suka merenungkan kekudusan yang terdapat dalam kesabaran umat Allah: pada orang tua
yang membesarkan anak-anak mereka dengan kasih yang besar, pada lelaki dan
perempuan yang bekerja keras untuk menafkahi keluarga mereka, pada orang sakit, pada biarawan
biarawati lanjut usia yang tidak pernah
kehilangan senyum mereka. Dalam ketekunan sehari-hari mereka, saya melihat kekudusan Gereja yang sedang
berjuang. Sangat sering itu adalah kekudusan yang ditemukan pada diri tetangga
sebelah kita, mereka yang, hidup di tengah-tengah kita, mencerminkan kehadiran
Allah. Mungkin kita sebut mereka sebagai "kelas menengah kekudusan".
[4]
8. Biarlah kita didorong oleh tanda-tanda kekudusan yang Tuhan
tunjukkan kepada kita melalui anggota-anggota yang paling rendah dari masyarakat
yang “mengambil bagian juga dalam tugas kenabian Kristus, dengan menyebarluaskan
kesaksian hidup tentang-Nya terutama
melalui hidup iman dan cinta kasih". [5] Kita harus mempertimbangkan fakta
bahwa, seperti dikatakan Santa Teresa Benedicta dari Salib, sejarah yang nyata
dibuat oleh banyak dari mereka. Sebagaimana dia menulis: “Tokoh-tokoh terbesar dari kenabian dan kesucian muncul dari malam yang paling gelap. Tetapi untuk
sebagian besar, aliran yang membentuk kehidupan mistis tetap tidak terlihat. Tentu
saja titik balik yang paling menentukan dalam sejarah dunia secara hakiki ditentukan
oleh jiwa-jiwa yang tidak pernah disebut dalam buku sejarah. Dan kita hanya
akan mengetahui tentang jiwa-jiwa - yang kepada siapa kita berhutang budi - pada titik balik yang menentukan dalam
kehidupan pribadi kita pada hari ketika semua yang tersembunyi terungkap ”. [6]
9. Kekudusan adalah wajah paling menarik dari Gereja. Tetapi bahkan di
luar Gereja Katolik dan dalam konteks yang sangat berbeda, Roh Kudus memunculkan
“tanda-tanda kehadirannya yang membantu para pengikut Kristus”. [7] Santo
Yohanes Paulus II mengingatkan kita bahwa "saksi Kristus yang muncul bahkan sampai penumpahan darah telah menjadi
warisan umum umat Katolik, Ortodoks, Anglikan dan Protestan". [8] Dalam
peringatan ekumenis yang mengharukan di Colosseum selama Jubileum Agung Tahun 2000, ia menyatakan bahwa para martir
adalah "warisan yang berbicara lebih kuat daripada semua penyebab
perpecahan". [9]
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar